Sabtu, 30 Juni 2012

LAPORAN PEMGAMATAN TUMBUHAN BERDASARKAN TEMPAT “BERADA DI SEKITAR TAMAN KOTA (ALUN-ALUN KOTA MALANG)

LAPORAN PEMGAMATAN
TUMBUHAN BERDASARKAN TEMPAT
“BERADA DI SEKITAR TAMAN KOTA (ALUN-ALUN KOTA MALANG)”

“Laporan pengamatan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi (TTT)”


Dosen Pengampu:
Drs. Sulisetjono, M.Si
Ainun NIkmati Laily, M.Si

Oleh:
Anni Yunia Pratiwi (10620077)
Sulfiyah (10620079)
Elik Sutriani (10620084)
Baharuddin Rauf (10620090)

KELAS C






JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2012


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pengamatan Taksonomi Tumbuhan Tinggi ini dengan baik dan lancer. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan ujian Taksosnomi Tumbuhan Tinggi.
Laporan ini disusun dengan mendapatkan arahan-arahan ataupun penjelasan dari pembimbing. Untuk itu, kami mengucapkan terimankasih kepada:
1.   Drs. Sulisetjono, M.Si selaku dosen pengampu dan pembimbing kuliah dan praktikum mata kuliah Taksoonomi Tumbuhan Tinggi
2.   Ainun Nikmati Layli, M.Si selaku dosen pengampu dan pembimbing kuliah dan praktikum mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi
3.   Rekan-rekan semua yang telah member dorongan semangat kepada kami
4.   Pihak-pihak lain lain yang tidak mungkin kami sebutkan datu persatu yang juga telah ikut membantu kami
Atas arahan dan bimbingan yang bermanfaat hingga terwujudnya laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan laporan ini masih banyak kekurangannya serta masih dari jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan kesempunaan dalam penulisan dan penyusunan laporan yang akan dating. Dan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin-amin Ya Robbal’alamin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


                                                                                    Malang, 28 Maret 2012


                                                                                                Praktikan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Tumbuhan sangat memegang peran penting terhadap masa depan dunia yang lebih baik. Karena tumbuhan mempunyai fungsi-fungsi yang sangat penting dalam kehidupan ini yaitu menyerap karbon dioksida (CO2) dan mengubahnya menjadi oksigen (O2).
Semua tentu sudah akrab dengan  tumbuhan yang ada di sekitar kita. Yang kita makan adalah berasal dari tumbuhan. Yang menjadi penghias taman kita adalah tumbuhan dan lain-lainnya. Dan kita semua sangat tergantung pada tumbuhan. Karena tumbuhan adalah produsen di alam ini, tanpa produsen kita tidakmungkin menjadi seorang konsumen.
Salah satu fungsi dari tumbuhan adalah sebagai penghias baik taman, rumah, jalan sebagai peneduh jalan dan sebagainya. Oleh karena itu, kami akan menjelaskan tentang derkripsi dan fungsi tumbuhan-tumbuhan tegak yang berada di taman kota sehingga kita bisa mengetahui tumbuhan yang cocok atau tidak di taman kota sebagai bentuk atas kepedulian terhadap lingkungan. Karena seperti yang kita ketahui bahwa di kota banyak sekali polusi-polusi yang  berasal dari asap sepeda motor atau pabrik.

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pengamatan ini adalah sebagai berikut:
1.   Tumbuhan tegak apa sajakah yang biasa ditanam/tumbuh di taman kota?
2.   Bagaimanakah deskripsi cirri-ciri dari tumbuhan tegak yang di tanam/tumbuh di taman kota?
3.   Apa fungsi dari tumbuhan tegak yang ditanam atau tumbuh di taman kota?

1.3 Tujuan
Tujuan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.   Untuk mengetahui macam-macam tumbuhan tegak yang ditanam/tumbuh di taman kota.
2.   Untuk mengetahui dan memahami deskripsi atau ciri-ciri dari tumbuhan tegak yang ditanam/tumbuh di taman kota.
3.   Untuk mengetahui dan memahami fungsi tumbuhan tegak yang ditanam/tumbuh di taman kota.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)


Sistemetika:
Kingdom          Plantae
Divisio             Spermatophyta
                       Kelas                Dicotyledonae
                                Ordo                    Palmales
                                         Familia                   Palmaceae
                                                   Genus                      Elaeis
                                                            Spesies                   Elaeis guineensis Jacq
                                                                                                       (Irwanto, 2006)


Nama Daerah:
Sawit afrika, kelapa sawit, sawit bali (Indonesia)
African oil palm, oil palm (Inggris)



Pembahasan Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan tumbuhan tegak yang telah dilakukan di sekitar taman kota, tepatnya di Aluh-Alun kota Malang diperoleh hasil bahwasanya terdapat beberapa tumbuhan tegak yang berada di sekitar tempat tersebut. Di antaranya adalah sebagai beriku:
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diketahui bahwasanya tanaman kelapa sawit yang ditanam di sekitar daerah tersebut merupakan pohon dengan ketinggian yang mencapai kurang lebih 20 meter.
Daun kelapa sawit berwarna hijau tua, tersusun secara majemuk menyirip, berbentuk pita (ligulatus), dengan ujung dan pangkal daun meruncing, tepi daun rata, serta daging daun seperti perkamen. Pada umumnya secara keseluruhan, daun kelapa sawit mirip dengan daun kelapa (Cocus nucifera).
Batang daun kelapa sawit berkayu, berwarna coklat tua, memperlihatkan bekas-bekas daun, dan tata letak daunnya spirostik. Sedangkan akarnya tidak kelihatan, karena pohon telah tertanam di dalam tanah dan pohon cukup besar. Sehingga, tidak memungkinkan pohon tersebut untuk dicabut demi mengetahui sistem perakarannya.
Selain itu, bagian bunga dan buah kelapa sawit juga kurang begitu terlihat dengan jelas, karena pohon kelapa sawit cukup tinggi.

Perbandingan dengan literatur
Deskripsi Tanaman:
A.  Habitat
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan memengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit (Irwanto, 2006).

B.  Habitus
Menurut Irwanto (2006), menyatakan bahwa Kelapa sawit merupakan pohon yang tingginya  dapat mencapai 24 meter.


C.  Morfologi  Tanaman
1.   Daun (Follium)
Seperti jenis palma lainnya, daun kelapa sawit tersusun secara majemuk menyirip. Susunan ini menyerupai susunan daun pada daun kelapa (Cocus nucifera). Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Panjang pelepah daun sekitar 7,5–9 m. Jumlah anak daun pada setiap pelepah berkisar antara 250–400 helai. Produksi pelepah daun selama satu tahun mencapai 20–30 pelepah (Ipteknet, 2012).
Daun kelapa sawit mirip daun kelapa yaitu membentuk susunan daun majermuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar. Daun – daun membentuk satu pelepah yang panjangnya mencapai lebih dari 7,5 – 9 m. Jumlah anak daun di setiap pelepah berkisar antara 250 – 400 helai. Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat. Pada tanah yang subur, daun cepat membuka sehingga makin efektif melakukan fungsinya sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan sebagai alat respirasi. Semakin lama proses fotosintesis berlangsung, semakin banyak bahan makanan yang dibentuk sehingga produksi akan meningkat. Produksi daun tergantung iklim setempat. Di Sumatera Utara, misalnya produksi daun mencapai 20 – 24 helai/tahun. Umur daun mulai terbentuk sampai tua sekitar 6 – 7 tahun. Daun kelapa sawit yang sehat dan segar berwarna hijau tua (Irwanto, 2006).
Jumlah pelepah, panjang pelepah, dan jumlah anak daun tergantung pada umur tanaman. Tanaman yang berumur tua, jumlah pelepah dan anak daun lebih banyak. Begitu pula pelepahnya akan lebih panjang dibandingkan dengan tanaman yang masih muda . Pada tanaman dewasa ditemukan sekitar 40-50 pelepah. Saat tanaman berumur sekitar 10-13 tahun dapat ditemukan daun yang luas permukaannya mencapai 10-15 m2. Luas permukaan daun akan berinteraksi dengan tingkat produktivitas tanaman. Semakin luas permukaan atau semakin banyak jumlah daun maka produksinya akan meningkat karena proses fotosintesis akan berjalan dengan baik (Irwanto, 2006).
Daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian, sebagai berikut (Irwanto, 2006):
1.   Kumpulan anak daun (leaflets) yang mempunyai helaian (lamina) dan tulang anak daun (midrib).
2.   Rachis yang mempunyai tempat anak daun melekat.
3.   Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang.
4.   Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup dan memberi kekuatan pada batang.

Bentuk seludang daun yang terlihat pada daun dewasa sudah tidak lengkap dan merupakan sisa dari perkembangan yang ada. Pada daun yang sedang berkembang, seludang berbentuk pipa dan membungkus daun muda secara sempurna. Namun, karena daun berkembang terus – menerus, sedangkan seludang sudah tidak berkembang lagi, serabut – serabut seludang menjadi robek dan tercerai membentuk barisan duri (spine) sepanjang tepi – tepi petiole yang merupakan pangkal dari serabut tersebut (Ipteknet, 2012).

2.   Batang (Caullis)
 Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter sekitar 20–75 cm. Tinggi batang bertambah sekitar 45 cm per tahun. Dalam kondisi lingkungan yang sesuai pertambahan tinggi dapat mencapai 100 cm per tahun. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa (Komandoko, 2008).

3.   Akar (Radix)
Tanaman kelapa sawit memiliki jenis akar serabut. Akar utama akan membentuk akar sekunder, tertier dan kuartener. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi (Irwanto, 2006).

4.   Bunga
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu. Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon (monoecious diclin) dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Sehingga pada umumnya tanaman kelapa sawit melakukan penyerbukan silang. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar (Ipteknet, 2012)

5.   Buah
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya. Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80 persen perikarp dan 20 persen buah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34 - 40 persen (Komandoko, 2008).
Buah terdiri dari tiga lapisan (Iptekenet, 2012):
·      Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
·      Mesoskarp, serabut buah
·      Endoskarp, cangkang pelindung inti

6.   Biji
Biji yang tersusun dari (Ipteknet, 2012):
·         Endokarp (tempurung) yang merupakan lapisan keras dan berwarna hitam.
·          Endosperm (kernel) yang berwarna putih. Kernel akan menghasilkan minyak inti atau palm kernel oil.

D.  Manfaat
Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik (Saraswati, 2009).
Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin (Irwanto, 2006).
Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika. Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak. Ampas yang disebut bungkil inti sawit itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang (Iptekenet, 2012).
Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur 90 °C. Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke bagian bawah lumpur (Ipteknet, 2012).
Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos (Ipteknet, 2012).
















2.2  Palem Botol (Hyophorbe lagenicaulis (L.H.Bailey)H.E.Moore)



Sistematika:
Kingdom      Plantae
     Divisio          Spermatophyta
Classis         Monocotyledone
                  Ordo            Arecales
                        Familia                   Arecaceae (Palmaceae)
                             Genus          Hyophorbe
Species     Hyophorbe lagenicaulis (L.H.Bailey)H.E.Moore
                                                                                                        (Irwanto, 2006)

Nama Daerah:
Palem botol (Indonesia)
Bottle palm (Inggris)



Pembahasan Hasil Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwasanya palem botol merupakan pohon, yang beasal dari salah satu suku Palmae  yang ketinggiannya mencapai kurang lebih sekitar 2 meter. Bentuknya hampir mirip dengan palem raja, tetapi batang yang tumbuh tegak meninggi mempunyai bagian terbesar pada bagian batang bawah, kelihatan menggembung, mirip seperi botol, sehingga dinamakan palem botol.
Daun palem botol hanya terdiri dari tangakai dan pelepah saja atau disebut dengan daun berupih, berwarna hijau muda dan agak kekuning-kuningan, tersusun secara majemuk menyirip, berbentuk pita (ligulatus), dengan susunan tulang daunnya sejajar, ujung daun dan pangkal daun meruncing, tepi daun rata, serta daging daun seperti perkamen. Sama halnya dengan daun kelapa sawit, pada umumnya secara keseluruhan, daun palem botol mirip dengan daun kelapa (Cocus nucifera). Karena berasal dari satu Suku yaitu Palmae.
Batang palem botol berkayu, berwarna coklat muda, memperlihatkan bekas-bekas daun, dan tata letak daunnya spirostik. Batang mengembung di bagian bawah. Sedangkan akarnya tidak kelihatan, karena pohon telah tertanam di dalam tanah dan pohon cukup besar. Sehingga, tidak memungkinkan pohon tersebut untuk dicabut demi mengetahui sistem perakarannya.
Selain itu, bagian bunga dan buah palem botol tidak terlihat, karena pohon palem botol masih muda.

Perbandingan dengan literatur
Deskripsi Tanaman
A.  Habitat
Palem Botol (Hyophorbe lagenicaulis) merupakan jenis palem yang populer sebagai tanaman hias. Dalam bahasa inggris disebut Bottle Palm atau Palmiste Gargoulette. Palem jenis ini diperkirakan berasal dari Round Island, Mauritius (Iptekenet, 2012).

B.  Habitus
Menurut  Irwanto (2006), menyatakan bahwa Kelapa sawit merupakan pohon yang tingginya  dapat mencapai 15 meter.

C.  Morfologi Umum Tanaman
1.   Daun (Folium)
Daun hijau terang menjuntai, dengan pelepah daunnya berupa seludang yang saling menutup di ujung batangnya (Ipteknet, 2012).

2.   Batang (Caulis)
Berbatang tunggal dan keras berbentuk seperti botol. Tinggi batangnya 2-10 meter digolongkan sebagai palem yang ber pohon sedang, dengan batang yang tumbuh tegak dan meninggi memiliki lingkaran bekas duduk daun pada batang (Ipteknet, 2012).

3.   Akar (Radix)
Palem memiliki akar serabut yang pendek dan tumbuh menyebar tidak jauh dari tanaman. Meskipun pendek, akar palem ini mampu menyangga dengan kuatnya batang yang tumbuh tegak (Irwanto, 2006).

4.   Bunga
Bunganya terangkai dalam malai dan menggantung serta tersusun berpasang-pasangan. Satu bunga betina diapit oleh dua bunga jantan (Irwanto, 2006).

5.   Buah
Buahnya berbentuk lonjong, jika masih muda berwarna hijau, dan jika sudah matang berwarna merah atau kuning kecokelatan (Komandoko, 2008).

6.   Biji
Biji yang tersusun dari (Ipteknet, 2012):
·         Endokarp (tempurung) yang merupakan lapisan keras dan berwarna hitam.
·          Endosperm (kernel) yang berwarna putih. Kernel akan menghasilkan minyak inti atau palm kernel oil.

D.  Manfaat
Palem botol merupakam salah satu tanaman hias dari keluarga Araceceae dimanfaatkan sebagai penghias jalan atau sebagai tanaman hias di halaman rumah (palem merah dan botol) (Ipteknet, 2012).
2.3 Kelapa (Cocus nucifera)


Sistematika:
Kingdom          Plantae
Divisio       Magnoliophyta
                 Kelas          Liliopsida
             Ordo         Arecales
                             Famila       
Arecaceae
                          Genus        Cocus
                                             Spesies        Cocus nucifera L.
                                                                                                (Komandoko, 2008)
Nama latin : Cocos nucifera L.

Nama Daerah:
Indonesia:
Kelapa, nyiur, kalapa (Snd), krambil (Jw),
Inggris:
Coconut
Melayu:
Kelapa, Nyiur
Vietnam:
Dua
Thailand:
Maphrao
Pilipina:
Niyog, Lobi, Inniug, Ongot, Gira
Cina:
ye zi
Jepang:
Yashi no mi, kokonattsu

Deskripsi Tanaman:
A.  Habitat
Identifikasi tanaman tegak yang telah dilakukan di taman kota malang tanaman yang diperoleh di antaranya yaitu, pohon kelapa (Cocos nucifera L.) pada identifikasi pohon kelapa yang diperoleh panjangnya sekitar 2 m.
Kelapa adalah tanaman daerah tropis yang lembab. Cukup mudah beradaptasi dengan perbedaan suhu dan persediaan air dan masih umum ditemui di daerah dekat batasan zona ekologinya. Kebutuhan sinar matahari tahunan di atas 2000 jam, minimal 120 jam per bulan. Suhu rata-rata optimal pada 27°C dengan rata-rata variasi diurnal 5—7°C. Untuk hasil yang baik, suhu rata-rata minimum 20°C. Suhu di bawah 7°C dapat merusak palem muda, tetapi tiap-tiap kultivar tertentu mempunyai toleransi berbeda terhadap suhu rendah. Pada umumnya kelapa ditanam di daerah pada ketinggian di bawah 500 m, tapi dapat tumbuh subur pada ketinggian sampai 1000 m, walaupun suhu rendah akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil. Biasanya palem tumbuh di daerah dengan sebaran curah hujan tahunan merata antara 1000—2000 mm dan kelembaban relatif tinggi, tetapi masih dapat bertahan pada daerah lebih kering tetapi dengan kelembaban tanah yang memadai. Daun yang semi-serofitik memungkinkan untuk meminimalkan kehilangan air dan tahan kering untuk beberapa bulan. Kelapa tumbuh subur pada berbagai tanah, bila drainase dan aerasinya cukup. Kelapa merupakan halofitik dan toleran pada garam dengan baik. Dapat tumbuh pada berbagai pH tapi tumbuh paling baik pada pH 5.5—7 (Vossen,2012).

B.  Habitus
Pohon kelapa merupakan pohon palem berumah satu, tidak berduri, tidak bercabang, dengan mahkota daun terminal (vossen,2010).

C.  Morfologi Secara Umum
1.   Daun (Folium)
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yag penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku daun (nudus) batang. Dan tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla) (Tjitrosoepomo, 2005).
Daun pada pohon kelapa (Cocus nucifera L.) yaitu, berpelepah, tersusun spiral, menyirip, pinak daun melanset-memita, tersusun rapi pada satu bidang (Vossen, 2010).
Daun pohon kelapa yaitu, mempunyai daging daun yang seperti perkamen (perkamenteus), tipis tetapi cukup kaku, misalnya daun kelapa (Cocus nucifera) (Tjitrosoepomo, 2005).

2.   Batang (Caulis)
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, dan mengaitkan tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tumbuh tumbuhan (Tjitrosoepomo, 2005).
Batang pada pohon kelapa yaitu, menyilinder, tegak, sering menekuk atau miring, abu-abu muda, menggundul dan mencincin nyata dengan lampang daun yang gugur (Vossen, 2010).
Batang pada pohon kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan pohon yang mempunyai bentuk batang yang berbentuk bulat (teres) (Tjitrosoepomo, 2005).
Menurut arah tubuh tegak batang yang tegak lurus (erectus), yaitu jika arahnya tegak lurus ke atas, misalnya pepaya (Carica papaya) (Tjitrosoepomo, 2005).

3.   Akar (Radix)
Akar pada pohon kelapa (Cocus nucifera L.) yaitu memunyai akar serabut.


4.   Bunga
Perbungaan ketiak, ketika muda terlihat seperti tongkol dalam seludang, setelah terbuka tersusun membulir dan spiral, masing-masing dengan 200—300 bunga jantan dan hanya satu sampai beberapa bunga betina dekat bagian pangkal yang gundul. Bunga jantan 1—3 menyatu, melekat, kuning muda, bunga betina soliter, jauh lebih besar dari bunga jantan, membulat saat kuncup, membundar telur saat antesis (Vossen, 2010).

5.   Bagian-Bagian Kelapa
Bagian-bagian kelapa (Cocus nucifera L.) dari bagian luar sampai dalam diantaranya adalah sebagai berikut (iptek,2012):
a.    Buah kelapa
Buah kelapa terdiri dari kulit luar, sabut, tempurung, kulit daging (testa), daging buah, air kelapa dan lembaga. Buah berserat, membulat, membundar telur atau menjorong, lembut, hijau, oranye cerah, kuning sampai warna gading bila masak, biasanya mengering sampai coklat-keabu-abuan pada buah tua.
b.    Kulit luar
Kulit luar merupakan lapisan tipis (0,14 mm) yang mempunyai permukaan licin dengan warna bervariasi dari hijau, kuning sampai jingga, tergantung kepada kematangan buah. Jika tidak ada goresan dan robek, kulit luar kedap air.
c.    Sabut kelapa
Sabut kelapa merupakan bagian yang cukup besar dari buah kelapa, yaitu 35 % dari berat keseluruhan buah. Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang menghubungkan satu serat dengan serat lainnya. Serat adalah bagian yang berharga dari sabut. Setiap butir kelapa mengandung serat 525 gram (75 % dari sabut), dan gabus 175 gram (25 % dari sabut).
d.    Tempurung
Tempurung merupakan lapisan keras yang terdiri dari lignin, selulosa, metoksil dan berbagai mineral. Kandungan bahan-bahan tersebut beragam sesuai dengan jenis kelapanya. Struktur yang keras disebabkan oleh silikat (SiO2) yang cukup tinggi kadarnya pada tempurung. Berat tempurung sekitar 15~19 % dari berat keseluruhan buah kelapa.
e.    Kulit daging buah
Kulit daging buah adalah lapisan tipis coklat pada bagian terluar daging buah.


f.     Daging buah
Daging buah merupakan lapisan tebal (8~15 mm) berwarna putih. Bagian ini mengandung berbagai zat gizi. Kandungan zat gizi tersebut beragam sesuai dengan tingkat kematangan buah. Daging buah tua merupakan bahan sumber minyak nabati (kandungan minyak 35 %). Pada tabel 2 dapat dilihat komposisi zat gizi daging buah kelapa.
g.    Air kelapa
Air kelapa mengandung sedikit karbohidrat, protein, lemak dan beberapa mineral. Kandungan zat gizi ini tergantung kepada umur buah. Air kelapa dapat digunakan sebagai media pertumbuhan mikroba, misalnya Acetobacter xylinum untuk produksi nata de coco.

D.  Manfaat Pohon Kelapa
Ada beberapa komoditi yang dapat diperoleh dari pohon kelapa, yaitu batang, daun, nira dan bagian-bagiannya yang memiliki banyak kegunaan yaitu (iptek,2012):
1.   Batang
Batang kelapa tua dapat dijadikan bahan bangunan, mebel, jembatan darurat, kerangka perahu dan kayu bakar. Batang yang benar-benar tua dan kering sangat tahan terhadap sengatan rayap. Kayu dari pohon kelapa yang dijadikan mebel dapat diserut sampai permukaannya licin dengan tekstur yang menarik
2.   Daun
Daun kelapa sering digunakan untuk hiasan atau janur, sarang ketupat dan juga atap rumah. Tulang daun atau lidi dijadikan barang anyaman, sapu lidi dan tusuk daging (sate).
3.   Nira
Nira adalah cairan yang diperoleh dari tumbuhan yang mengandung gula pada konsentrasi 7,5 sampai 20,0 %. Nira kelapa diperoleh dengan memotong bunga betina yang belum matang, dari ujung bekas potongan akan menetes cairan nira yang mengandung gula. Nira dapat dipanaskan untuk menguapkan airnya sehingga konsentrasi gula meningkat dankental. Bila didinginkan, cairan ini akan mengeras yang disebut gula kelapa. Nira juga dapat dikemas sebagai minuman ringan.
4.   Buah
Banyak dari bagian buah merupakan bahan yang bermanfaat. Sabut kelapa yang telah dibuang gabusnya merupakan serat alami yang berharga mahal untuk pelapis jok dan kursi, serta untuk pembuatan tali
5.   Tempurung kelapa
Tempurung kelapa dapat dibakar langsung sebagai kayu bakar, atau diolah menjadi arang. Arang batok kelapa dapat digunakan sebagai kayu bakar biasa atau diolah menjadi arang aktif yang diperlukan oleh berbagai industri pengolahan.
6.   Daging kelapa
Daging kelapa merupakan bagian yang paling penting dari komoditi asal pohon kelapa. Daging kelapa yang cukup tua, diolah menjadi kelapa parut, santan, kopra, dan minyak goreng. Sedang daging kelapa muda dapat dijadikan campuran minuman cocktail dan dijadikan selai.
7.   Air kelapa
Air kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kecap dan sebagai media pada fermentasi nata de coco.

Manfaat lainnya yaitu sebagai berikut :
Kelapa sering disebut sebagai 'pohon kehidupan', 'pohon surga' dan 'salah satu anugrah alam yang terbesar untuk manusia'. Hal ini disebabkan karena segala manfaat yang diberikannya untuk kehidupan. Untuk ekstraksi minyak dalam rumah tangga, endokarp segar dari buah yang matang diparut dan diperas dengan air panas; untuk produksi dalam skala industri, endosperma dikeringkan menjadi kopra dan digiling untuk ekstraksi minyak (Vossen, 2010).
Minyak berkualitas tinggi dipakai untuk memasak atau digunakan dalam produksi margarin, shortening, susu isi, es krim dan gula-gula. Minyak berkualitas agak rendah diproses menjadi sabun, detegen, kosmetik, sampo, cat, pernis dan produk-produk farmasi. Minyak kelapa mempunyai potensi sebagai bahan baku energi, walaupun masih memerlukan penelitian lebih lanjut (Vossen,2010).
Saat ini minyak kelapa murni yang disebut VCO (Virgin Coconut Oil) merupakan hasil pemurnian minyak kelapa dengan menggunakan teknologi umum diproduksi dan dijual dalam botolan untuk dipakai sebagai obat dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit (Vonssen, 2010).
Sisa asam lemak dan alkohol dan metil ester dipakai sebagai komponen pengemulsi dan surfaktan. Santan yang diperas dari campuran antara endosperma yang diparut dengan air merupakan bahan yang dipakai dalam berbagai masakan Asia dan produk-produk bakery. Saat ini dipasarkan dalam kaleng yang sudah dipasteurisasi dan dihomogenisasi dan dalam bentuk bubuk. 'Blondo' atau 'galendo' merupakan makanan yang lezat (di Jawa) yang diperoleh dari proses pembuatan santan dengan merebus parutan dari kelapa segar. Bubuk susu skim, yang diperoleh setelah merebus santan segar dan membuang minyak yang mengapung, mengandung 25% tepung yang terhidrolisis dan dapat dicampur dengan air sebagai minuman (Vonssen, 2010).
Protein dapat dipisahkan melalui ultrafiltrasi dan disemprot-keringkan pada bubuk putih, dimana sangat cocok untuk nutrisi anak-anak. Susu skim kelapa merupakan bahan penting untuk `nata de coco` yang banyak digunakan makanan pencuci mulut (manis), es krim dan gula-gula. Endosperma segar yang diparut atau diiris tipis-tipis dan didesikasi merupakan hidangan pelengkap favorit dan bahan dalam pembuatan berbagai macam gula-gula, bakery dan makanan ringan (Vonssen, 2010).
Air kelapa terasa manis pada kelapa muda dan saat ini air kelapa telah diawetkan secara komersial tanpa mengubah rasa aslinya. Digunakan juga dalam pembuatan `nata de coco`, yang diproduksi dengan kerja bakteri pada air kelapa atau santan yang diencerkan, telah dikembangkan di Indonesia (Vonssen, 2010).
Juga merupakan sumber dari hormon pertumbuhan yang murah bagi hortikultura, seperti Cocogro di Filipina. Endospema yang kenyal, seperti jelly dari kelapa muda sangat enak untuk dimakan langsung atau diparut dan dicampur dengan makanan. Haustorium dari kelapa yang berkecambah dapat dimakan langsung (Vonssen, 2010).
Cangkang kelapa dapat digunakan untuk membuat alat-alat rumah tangga dan pot-pot hias, dan dibuat batubara (cocot untuk aktivasi) atau dipakai untuk bahan bakar. Cangkang yang sudah ditumbuk halus dipakai sebagai pengisi untuk perekat resin dan bubuk untuk mencetak (Vonssen, 2010).
Sabut hijau menghasilkan serat putih (serat kuning) untuk membuat tali, karpet, keset dan geo-tekstil. Koir coklat dari sabut yang berasal dari buah yang tua dipakai untuk sikat (serat bulu panjang), kasur, lapisan barang-barang rumah tangga dan papan partikel (serat pendek). Coco peat merupakan hasil hancuran serabut kelapa yang dapat digunakan sebagai media semai atau komponen campuran tanah pot (kapasitas menahan air 700—900%), bahan bangunan ringan, insulasi termal, perekat dan pengikat (Vonssen, 2010).
Cairan manis yang mengandung sekitar 15% sukrosa dapat diambil dari perbungaan yang belum membuka. Cairan tersebut merupakan minuman yang menyegarkan bila langsung diminum dan menjadi anggur ringan bila difermentasi. Produk sampingan dari anggur yang berasal dari kelapa adalah cuka. Cairan segar yang direbus dapat menghasilkan sirup dan gula kelapa. Anggur kelapa yang didistilasi menghasilkan semacam arak (Vonssen, 2010).
Daunnya untuk atap; pinak daunnya dianyam untuk tikar, keranjang, tas dan topi; pinak daun yang muda untuk membuat hiasan tradisional dan tas kecil atau tempat makanan; tulang pinak daun dibuat sapu lidi (Vonssen, 2010).
Jantung kelapa, yang terdiri dari jaringan-jaringan yang berwarna putih dan kenyal dari daun-daun termuda yang belum membuka pada ujung batang, merupakan makanan yang lezat. Kelapa muda (3—4 tahun) mempunyai jantung yang terberat, sekitar 6—12 kg (Vonssen, 2010).
Kayu dari kelapa tua sangat keras, tetapi batang yang baru jatuh dapat digergaji dengan pisau gergaji yang ujungnya dengan tungsten carbid spesial. Pengawetan untuk kayu gergajian perlu dilakukan jika akan digunakan untuk konstruksi atau digunakan untuk kebutuhan luar rumah (Vonssen, 2010).
Kayu kelapa cocok untuk furnitur, alat-alat rumah tangga dan pegangan alat. Akarnya dikenal sebagai anti-piretik dan diuretik. Rebusan akarnya digunakan untuk melawan penyakit kelamin di Peninsular Malaysia sedangkan infusinya dipakai untuk menyembuhkan disentri di Indonesia (Vonssen, 2010).
Air dari kelapa muda merupakan diuretik, laksatif, anti-diare dan penetral racun. Minyaknya untuk menyembuhkan penyakit kulit dan gigi dan dicampur dengan obat lain untuk membuat embrocations (Vonssen, 2010).
Biji dari buah muda dicampur dengan bahan lain dan diusapkan pada perut untuk menyembuhkan diare. Di Indo-Cina, bija diolah sebagai ramuan untuk mengobati bisul pada kulit dan membran cairan hidung (Vonssen, 2010).
Kelapa juga penting untuk hiasan. Batangnya yang condong dan mahkotanya yang anggun membatasi pantai putih sepanjang laut biru adalah ciri daerah tropis yang menarik para turis. Hibrid dari kultivar kelapa berpotensi untuk memberikan panen lebih dari 6 t/ha kopra per tahun (3.7 ton minyak), tetapi kelapa tidak menjanjikan lagi sebagai tanaman perkebunan untuk jangka panjang (Vonssen, 2010).
Minyak kelapa bersaing ketat dengan minyak biji palem lainnya, dan keduanya mungkin tergantikan perlahan-lahan oleh minyak lauric dari minyak biji kedelai dan Brassica. Sebaliknya sebagai tanaman perkebunan kecil-kecilan di daerah pantai tropis, kelapa akan tetap penting sebagai bahan berbagai makanan dan produk-produk lain (Vonssen, 2010).
Kelapa juga merupakan satu-satunya tumbuhan yang dapat tumbuh di ekosistem yang ada seperti di Kepulauan Pasifik. Pasar yang tumbuh cepat untuk produk-produk kesehatan dan ramah lingkungan menawarkan kesempatan baru bagi perdagangan ekspor kelapa. Sehingga perlu dilakukan berbagai penelitian tentang daya saing ekonomi dari sistem produksinya (seperti penanaman kembali, tumpang sari dan biokontrol terhadap hama dan penyakitnya) de teknologi-teknologi baru dalam pemrosesannya untuk industri lokal sampai industri diversifikasi produk kelapa untuk pasar internasional (Vossen, 2010).



















2.4 Cemara Kipas (Thuja orientalis)


Sistematika:
Kingdom          Plantae
       Divisi               Coniferophyta
            Classis            
Coniferinae
                   Ordo                
Cupressales
                         Familia          
Cupressaceae
                             Genus             
Thuja                                                                                  Species                      Thuja orientalis
                                                                                                (Saraswati, 2009)
Nama umum
Indonesia:
Cemara kipas
Pilipina:
Cypres

Deskripsi Tanaman
A.  Habitat
Identifikasi tanaman tegak yang telah dilakukan di taman kota malang tanaman yang diperoleh di antaranya yaitu, cemara kipas (Thuja orientalis) yang panjangnya sekitar 7-8 m (Saraawati, 2012).
Tanaman cemara kipas (Thuja orientalis) yaitu, habitatnya lebih menyukai kondisi lingkungan yang lembap. Ia tumbuh secara alami di hutan basah terutama di rawa-rawa dengan ketinggian 10–20 meter (Ken, 2010).

B.  Habitus
Tanaman cemara kipas (Thuja orientalis) merupakan habitus perdu dengan tinggi kira-kira 3-5 m.

C.  Morfologi Secara Umum
1.   Daun (Follium)
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yag penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku daun (nudus) batang. Dan tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla) (Tjitrosoepomo, 2005).
Tanaman cemara kipas (Thuja orientalis) yaitu, mempunyai cabang daun yang mengerucut ke samping, bersisik, dan membentuk kipas (Ken, 2010) (Komandoko, 2008). Daun tanaman cemara kipas (Thuja orientalis) yaitu, mempunyai daun majemuk, pipih, berseting, dan berwarna hijau tua.

2.   Batang (Caullis)
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, dan mengaitkan tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tumbuh tumbuhan (Tjitrosoepomo, 2005).
Tanaman cemara kipas (Thuja orientalis) yaitu mempunyai batang tegak, bulat, bercabang banyak, permukaan kasar, dan berwarna coklat.
Batang pada pohon kelapa (Thuja orientalis) merupakan pohon yang mempunyai bentuk batang yang berbentuk bulat (teres) (Tjitrosoepomo, 2005).
Menurut arah tubuh tegak batang yang tegak lurus (erectus), yaitu jika arahnya tegak lurus ke atas, misalnya pepaya (Carica papaya) (Tjitrosoepomo, 2005).

3.   Akar (Radix)
Tanaman cemara kipas (Thuja orientalis) mempunyai akar tunggang, dan berwarna putih kekuningan (Iptekenet, 2012).

4.   Bunga
Tanaman cemara kipas (Thuja orientalis) termasuk golongan bunga tunggal, di ketiak daun, berumah satu, bunga betina bentuk lonceng, di dasar cabang, dan bunga jantan bentuk cawan bercangap dua, di ujung cabang,dan berwarna hijau (Komandoko, 2008).
Tanaman cemara kipas (Thuja orientalis) termasuk golongan bunga tunggal (planta uniflora) yaitu, tumbuhan yang menghasilkan satu bunga saja (Tjitrosoepomo, 2005).

5.   Buah
Tanaman cemara kipas (Thuja orientalis) mempunyai buah kotak, bulat, keras, garis tengah 5-8 mm, dan berwarna coklat
Buah kotak, yaitu suatu buah kering sejati tunggal yang mengandung banyak biji, jika masak lalu pecah, tetapi kulit buah yang pecah itu sampai lama melekat pada tangkai buah (Tjitrosoepomo, 2005).

6.   Biji
Tanaman cemara kipas (Thuja orientalis) mempuyai biji bulat, pipih, dan berwarna coklat..

D.  Manfaat tanaman
Daun dan akar cemara kipas (Thuja orientalis) mengandung saponin, di samping itu daunnya juga mengandung polifenol akar dan buahnya mengandung flavonoida, sedang akarnyajuga mengandutig tanin.
Tanaman cemara kipas merupakan tanaman yang pertama kali diidentifikasi sebagai obat kudis oleh suku Indian asli di Kanada pada abad ke-16 Thuja Occidentalis juga digunakan untuk mengobati penyakit selesma bronkial, enuresis, cystitis, psoriasis, karsinoma uterus, amenore dan rematik . Kayunya  secara komersial digunakan untuk membuat pagar, tiang, atau untuk membuat perahu (Ken, 2010).
Daun cemar kipas (Thuja orientalis) berkhasiat sebagai obat demam, batuk dan mencret Untuk obat sakrt demam dipakai ± 10 gram daun kering Thuja orientalis, direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih selama 15 menit, dinginkan dan saring. Hasil saringan diminum 2 kali sama banyak untuk pagi dan sore.


2.5 Palem Raja (Roystonea regia)


Sistematika:
Kingdom          Plantae
       Divisio             Magnoliophyta
             Classis            Liliopsida
                   Ordo              Arecales
                         Familia           Arecaceae
                               Genus             Roystonea
                                      Species         Roystonea regia
                                                                                                (witono, 2000)
Nama Daerah :
Palem raja
Nama Ilmiah :
Roystonea regia
Deskripsi Tanaman.
A.  Habitat
Palem raja (Roystonea regia) banyak di temukan di pulau Jawa. Palem raja bisa ditemukan di berbagai tempat sampai dan bahkan mampu tumbuh pada ketinggian 1.400 m di atas permukaan laut (Irwanto, 2006).

B.  Habitus
Palem raja (Roystonea regia) merupakan tumbuhan pohon atau panjatan. Palem raja adalah tumbuhan yang tak bercabang dan tumb.uh tegak ke atas.Tumbuhan ini bisa tumbuh hingga mencapai tinggi 20 m (Nazaruddin, 1997).

C.  Morfologi Secara Umum
1.   Daun (Folium)
Daun palem raja termasuk daun yang sempurna karena telah memiliki pelepah. tangkai dan helain daun. Daunnya juga termasuk majemuk karena mempunyai anak-anak daun (Nazaruddin, 1997).
Sifat-sifat yang dimiliki daun Palem raja adalah sebagai berikut (Tjitrosoepomo, 2005):
a.   Bangun Daun (Circumscriotion)
Palem raja (Roystone regia) mempunyai baungun daun yang memanjang. Sedangkan anak daunnya memiliki bangun daun yang memanjang seprti pedang.
b.  Ujung Daun (Apek Folii)
Palem raja (Roystone regia) mmiliki ujung daun yang runcing.
c.   Pangkal Daun (Basis Folii)
Pangkal daun palem raja (Roystone regia) berbentuk bundar.
d.  Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)
Susunan tulang daun dari palem raja ini berbentuk menyirip Yaitu, satu ibu tulang daun membujur pada tengah daun, dari pangkal sampai ke ujung daun, Sedangkan anak daunnya bertulang daun sejajar karena mempunyai bangun daun pedang.
e.   Tepi Daun (Margo Folii)
Palem raja (Roystone regia)  memiliki tepi daun yang rata.

f.    Daging Daun (Intervinium)
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
·      Warna
Palem raja (Roystone regia) memiliki daging daun berwarna hijau tua.
·      Permukaan Daun
Permukaan daun palem raja jika di pegang terasa licin baik permukaan atas bawah dan daging daunnya keras seperti kertas. Serta bagian atas lebih memiliki hijau yang lebih tua dari pada bagian bawahnya.

2.   Batang (Caullis)
Batang berbentuk bulat besar. Batang (biasanya tidak bercabang) dengan daun di ujung batang seperti mahkota, batang bisa tinggi mencapai 30 m. Batang ini juga mempunyai permukaan halus dan kadang terdapat bekas pelepah daun yang gugur. Batangnya beruas-ruas dan tidak memiliki kambium sejati. Bila diiris melintang, batangnya memperlihatkan saluran pembuluh yang menyebar di bagian dalamnya. Luka batang ini cenderung tidak tertutup kembali, justru malah membesar atau malah membusuk (Ipteknet, 2012).

3.   Akar (Radix)
Akar palem raja berupa akar serabut. Radikula pada bibit terus tumbuh memanjang kea rah bawah selama 6 bulan terus menerus dan panjang akar mencapai 15 cm. Akar primer  terus berkembang.  Susunan akar terdiri dari serabut primer yang tumbuh vertical ke dalam tanah dan horizontal ke samping. Serabut primer ini akan bercabang menjadi akar sekunder ke atas dan ke bawah. Akhirnya cabang-cabang ini juga akan bercabang lagi menjadi akar tersier, begitu seterusnya. Kedalaman perakaran palem raja bisa mencapai 8 meter dan 16 meter kea rah horizontal. Akar palem raja tidak berbuku ujungnya runcing dan berwarna putih atau keabu-abuan (Nazaruddin, 1997).

4.   Bunga
Bunga dalam perbungaan panikula atau spadiks yang diliputi oleh spata yang bisa mengayu. Setiap bunga uniseksual atau biseksual, (tumbuhan berumah satu), aktinomorf atau sedikit zigomorf, trimer, sepal 3 lepas atau menyatu, valvatus, pada bunga betina, jarang berupa tepal 2+2, atau perinthium tereduksi atau tidak ada, stamen umumnya 6 dalam 2 lingkaran (Irwanto, 2006).
Bentuk bunga jantan jantan dan bunga betina dapat dibedakan ketika masih seludang. Bentuk bunga jantan lonjong memanjang dengan ujung kelopak agak meruncing dengan garis tengah lebih kecil sedangkan bentuk bunga betina agak bulat dengan ujung kelopak agak rata serta garis tengah bunga agak tebal. (Sarasati, 2009).

5.   Buah
Buah berbentuk bulat bulat. Buahnya biasanya memiliki kulit luar yang relatif tebal, yang menutupi bagian dalam (mesokarpium) yang berair atau berserat. Buah terbentuk setelah penyerbukan dan pembuahan. Waktu yang diperlukan dari penyerbukan sampai buah matang kurang lebih 5-6 bulan. Secara anatomi, buah palem raja terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian yang pertama adalah perikaprium yang terdiri dari epikaprium dan mesokaprium, sedangkan yang kedua adalah biji yang terdiri dari endokaprium, endosperm, dan lembaga atau embrio. Epikaprium adalah kulit buah yang kerak dan licin, sedangkan mesokarpium yaitu daging buah yang berserabut mengandung minyak dengan rendemen paling tinggi, Sedangkan lembaga merupakan bakal tanaman (Ipteknet, 2012).

6.   Biji
Biji dilindungi oleh lapisan buah bagian dalam (endokarpium) yang keras dan berkayu. Serat buah dikenal juga sebagai sabut. Di dalam batok terdapat biji yang ketika buah masih muda relatif cair dan berangsur-angsur membentuk endapan yang semakin lama mengeras. Endapan ini biasanya mengandung banyak lemak dan protein. Beberapa jenis masih menyisakan cairan di dalamnya (Irwanto, 2006).

D.  Manfaat Palem Raja
Palem raja mempunyai beberapa manfaat antara lain sebagai berikut (Ipteknet, 2012):
1.   Sebagai tanam hias taman. Sering kita lihat di taman-taman kota.
2.   Sebagai penghias pekarangan rumah
3.   Sebagai kayu bakar (pelepah) di daerah pedesaan
4.   Sebagai pohon penyejuk udara
5.   Sebagai pekakas bangun
Berbagai jenis palem termasuk jenis serbaguna. Dari kegunaan, jenis-jenis palem dalat dikelompokkan sebagia berikut (Witono, 2000):
1.   Sumber karbohidrat, baik dalam bentuk pati maupun gula contoh aren
2.   Sumber minyak. Sudah sejak lama masyarakat Indonesia memanfaatkan kelapa untuk minyak goreng
3.   Sumber bahan anyaman. rotan merupakan bahan anyaman yang berkulit tinggi. Beberapa jenis palem juga menghasilkan daun yang dapat dianyam.
4.   Sumber bahan bangunan. Ada jenis-jenis palem yang mempunyai batang yang kuat untuk pengganti kayu.
5.   Sumber bahan penyegar. Ada tempat-tempat di Indonesia yang masyarakatnya masih menyirih
6.   Sebagai tanaman hias. Banyakjenis palem yang sudah dimanfaatkan untuk tanaman hias jalan.



















2.5 Cemara Gunung (Casuarina junghuhniana)


Sistematika:
Kingdom          Plantae
          Divisio       Magnoliophyta
Classis        Magnoliopsida
Ordo             Casuarinales
       Familia          
Casuarinaceae
              Genus          
Casuarina
                        Species                  Casuarinajunghuniana
                                                                                                (irwanto, 2006)
Deskripsi Tanaman
A. Habitat
C. junghuhniana adalah spesies perintis dari lahan gundul seperti lereng berbatu dan daerah tidak terganggu. Tumbuh alami pada
lereng gunung berapi. Curah hujan di habitat aslinya adalah musiman dengan maksimal musim panas yang jelas. Hal ini droughttolerant
dan dapat bertahan genangan air berkepanjangan karena kemampuannya untuk mengatasi kekurangan oksigen. Ketika pohon mencapai beberapa
meter mereka tahan api dan mudah tumbuh pada tidak rusak oleh api.
B. Habitus
Tanaman cemara gunung merupakan habitus perdu dengan tinggi kira-kira 15-20 m (Ipteknet)

C. Morfologi Secara Umum
1. Daun (Follium)
Daun pada cemara gunung seperti menjari segitiga, dan memiliki warna hijau  tua pekat. Pada permukaan daun seperti terdapat serat lilin,sehingga ketika daun cemara gunung ini terkena air seperti tidak basah namun basah pada seluruh daunnya. Kemudian daun juga memiliki klorofil a dan b yang memberi warna hijau peka pada daun cemara gunung.
2. Batang (Caullis)
Batang pada kelompok atau sub kelas dari casuarina memiliki sifat kasar bersisik. Batang cemara gunung tegak dan berkayu. Meliki percabangan dan memiliki tingggi yang tak terbatas namun rata-rata tinggi cemara ini sangat menjulang.

3, Akar
Akar kelompok casuarina juga mampu menhan arah pertumbuhan dan perkembangan tubuh atau badan pohon,hingga ke arah miring.seprti pada pegunungan hutan tropis yang mampu merekat pada bebatuan dan tanah kerikil. Akar kelompok casuarina beitu kuat hingga mampu bertahan.

4. Bunga
Bunga berkelamin tunggal. Silinder atau sedikit clavate Pria perbungaan
spike, 3-8 cm, ditanggung pada puncak dari branchlet gugur; selubung
bracts luar berbulu. Wanita perbungaan di axil daun skala pada
permanen tunas, berbentuk kerucut, ellipsoid, truncate, 1-2 cm, kemerahan;
bracts 18-20-bersambung, luas obtriangular; bracteoles lonjong-obovate,
bulat atau sangat tumpul, tebal, 5-6 x 2,5-3 mm.
Infructescence struktur kayu conelike. Buah abu-abu atau kuning-coklat
bersayap kacang (Samara), kecil, dan 4-5 mm lebar 2-3 mm termasuk sayap.
.
D. Manfaat
Manfaat dari kelompok causarina ini atau cemara gunung ini  antara lain  sebagai tanaman hias yang biasanya d tanam  di depan rumah atau sebagai penghias tata kota,agar terlihat hijau terkadang di gunakan sebagai perayaan besar seperti hari natal yang digunakan sebagai pohon natal bagi umat kristiani.
 cemara gunung termasuk yang tertinggi di antara spesies kayu bakar.
Serat: kayu adalah bahan baku yang cocok untuk pulp kraft.
Kayu: Sangat keras, coklat kemerahan kayu, rentan terhadap pemisahan. Di Thailand, itu adalah sumber populer dari tumpukan konstruksi dan
untuk perangkap ikan.



Cemara Lilin (Cupressus sempervirensi)

Sistematika:
Kingdom          Plantae
       Divisio           Coniferophyta
             Classis            Pinopsida
                     Ordo            Pinales
                            Familia        Cupressaceae
                                    Genus         Cupressus
                                           Species        Cupressus sempervirens
                                                                                                (Irwanto, 2006)

Nama Umum :
Cemara Lilin
Nama Latin :
Cupressus sempervirens

Deskripsi Tumbuhan :
A.  Habitat
Tumbuhan cemara lilin (Cupressus sempervirens) di Indonesia tersebar di hutan sub tropis atau bisa tumbuh pada ketinggi 1.400 m-2.300 m (Saraswati,2009).

B.  Habitus
Tumbuhan cemara lilin ini umumnya berupa perdu sampai pohon. Dengan tinggi mulai 3 meter dan bisa mencapai ketinggian 30 meter (Saraswati,2009 : 45).

C.  Morfologi Secara Umum
1.   Daun (Folium)
a. Bangun Daun (Circumscriotion)
Cemara lilin (Cupressus sempervirens) mempunyai bangun daun jaraum dan bersisik..
b. Ujung Daun (Apek Folii)
Ujung daun dari cemara lilin ( Cupressus sempervirens) ini adalah berbentuk rata.
c. Pangkal Daun (Basis Folli)
Pangkal daun cemara lilin juga berbentuk rata karena mulai pangkal sampai ujung sama tidak ada yang lebih besar seperti jarum.
d. Susunan Tulang Daun (Nervetio atau venatio)
Susunan tulang daun dari cemara lilin ini adalah semua tulang daunnya sejajar. Hal ini terjadi karena pada cemara umumnya selalu mempunyai struktur seperti itu.
e. Tepi Daun (Margo folii)
Cemara lilin (Cupressus sempervirens) memiliki tepi daun bergerigi.
f.  Daging Daun
Hal-hal yang harus di perhatikan antara lain sebagai berikut :
·  Warna
Warna daging daun dari cemara lilin ini adalah hamper keseluhurannya berwarna hijau.
·  Permukaan Daun
Permukaan daun cemara lilin ini kasar karena daunnya seperti bersisik. (Saraswati,2009).

2.   Batang (Caullis)
Batang cemara lilin hamper sama dengan cemara-cemara lilin yaitu mempunyai batang tegak, bulat, keras, permukaannya yang kasar. berwarna cokelat dengan cabang-cabang ranting yang sangat banyak(Saraswati,2009 ).
3.   Akar (Radix)
Akar cemara lilin ini adalah berupa akar tunggang Karena tumbuhan cemara ini termasuk tumbuhan dikotil sekaligus Gymnospermae. Yaitu sistem akar yang terdiri akar primer / utama dan terlihat jelas membentuk akar lateral yang relatif lebih kecil. Akar cemara biasanya bersimbiosa dengan bakteri pengikat nitrogen (Saraswati,2009).

4.   Bunga
Bunga cemara lilin (Cupressus sempervirens) berupa bunga tunggal. Bunga ini tumbuh di ketiak daun. bunga jantan dan betina terdapat pada satu rumah. Bunga betina (Cupressus sempervirens) lonceng, biasanya terletak di dasar cabang. Bunga jantan  berbentuk cawan bercangap dua. Biasanya terletak di ujung cabang dan berwarna hijau (Saraswati,2009).
Bunga uniseksual, tanpa periantum, bungan jantan amentum, setiap bunga tersusun dalam lingkaran pada sumbu amentum terdiri dari satu stamen yang di lindungi 1 braktea dan 2 brakteoli. Bunga betina dalam perbungaan serupa bongkol pada cabagn pendek, setiap bunga terdiri dari 1 pistilium dengan 2 karpel dilindungi 1 braktea dan 2 brakteoli, 2 lokul (tapi 1 steril), dan 2 stilus (Dasuki, 1991).

5.   Buah
Buah cemara lilin berbentuk kotak atau bulat, bertekstur keras, dengan garis tengah 5-8 mm dan berwarna cokelat (Saraswati, 2009).

6.   Biji
Biji cemara lilin Cupressus sempervirens) berwarna cokelat dan berbentuk bulat (Dasuki,1991).

D.  Manfaat
Semua bagian pohon cemara lilin bisa dimanfaatkan mulai dari kayu, getah, ranting, biji, hingga daunnya mempunyai kegunaan yang bernilai ekonomi aliasnya pohon ini sangat komersil (Iptekenet, 2012).
Cemara lilin mempunyai beberapa manfaat antara lain sebagai berikut (Irwanto, 2006):
1.   Sebagai bahan industry dan rumah tangga
2.   Sebagai bahan kayu bakar, biasanya yang berada pada hutan cemara.
3.   Sebagai tumbuhan pengendali erosi karena mempunyai akar yang kuat
4.   Sebagai bahan pulp
5.   Sebagai tanaman hias
6.   Sebagai reklamasi lahan dan memperbaiki tanah
7.   Dan banyak di gunakan pada agroforestri karena menghasilkan nitrogen





DAFTAR PUSTAKA

Arisandi, Yohana. 2008. Khasiat Tanaman Obat. Jakarta: Pustaka Buku Murah
Dasuki, Ahmad Undang. 1991. Sistematika Tumbuhan Tinggi. Bandung: Pusat Antar Universitas Bidang Ilmu Hayati ITB
Irwanto. 2006. Penggunaan Tanaman Actinorizal Casuarina equisetifolia L Pada Rehabilitasi Lahan Alang-Alang Dengan Sistem Agroforestri.http: // irwantoshut.com. DI akses pada tanggal 27 Maret 2012 pukul 20.45 WIB
Komandoko, Gamal. 2008. Aha! Aku Tahu Flora Dan Fauna Untuk Anak Cerdas. Yogyakarta: Citra Pustaka
Nazaruddin, S. Angkasa. 1997. Palem Hias. Jakarta : Penebar Swadaya
Saraswati, Desi. 2009. Ragam Tanaman Pagar. Jakarta :  Niaga Swadaya
Seri Koleksi Kebun Raya-LIPI Vol. II, No. I, Sindang Laya-Cianjur
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.
Witono, J.R.A, Suhatman, N, dkk. 2000. Koleksi Palem Kebun Raya Cibodas.

www.iptekenet.com






Tidak ada komentar:

Posting Komentar