Kamis, 28 Juni 2012

Tanaman yang berada didalam Al-Qur'an "Bawang Putih"


Tanaman yang berada di dalam al-qur’an “bawang putih (Allium sativum)”
Makalah Ini ditulis Untuk Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi
Dosen pembimbing:
Drs. Sulisetjono, M.Si
Ainun Nikmati Laily, M.Si
 






       Disusun oleh:
  Sulfiyah (10620079)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2012
 BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Bawang putih adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari umbi yang dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia. Bawang mentah penuh dengan senyawa-senyawa sulfur, termasuk zat kimia yang disebut alliin yang membuat bawang putih mentah terasa getir atau angur ( Ardiansyah,2008)..
Dalam bahasa arab di sebutkan fushah (baku atau resmi), bawang putih disebut “fuum”. Dalam Al-Qur’an disebutkan dalam Firman Allah Surat Al-Baqoroh ayat 61 yang artinya (Mahmud,2007):
            Dan (ingatlah) seketika kamu berkata : Wahai Musa, tidakiah kami akan tahan atas makanan hanya semacam. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhan engkau, supaya dikeluarkan untuk kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, dari sayur-sayurannya, dan mentimunnya, dan bawang putihnya, dan kacangnya dan bawang-merahnya. Berkata dia : Adakah hendak kamu tukar yang amat hina dengan yang amat baik ? Pergilah ke satu kota besar, maka sesungguh­nYa di sana akan dapatlah apa yang kamu minta itu ! Dan dipukulkanlah atas mereka kehinaaan dan kerendahan, dan sudah layaklah mereka ­ditimpa kemurkaan dari Allah. Yang demikian itu ialah karena mereka kufur kepada perintah- perintah Allah dan mereka bunuh Nabi-nabi dengan tidak patut. Yang demikian itu ialah karena mereka telah durhaka dan mereka telah melewati batas”.
Dalam makalah ini dibuat agar pembaca mengerti bawang putih secara umum dan tentang bawang putih yang dijelaskan dalam Al-Qur’an beserta manfaat dari bawang putih dari masa nabi sampai sekarang.

1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.    Bagaimana tafsir surat Al-Baqoroh ayat 61?
2.    Bagaimana deskripsi dari tanaman bawang putih (Allium sativum)?
3.    Apa nama nama lokal dari bawang putih (Allium sativum)?
4.    Bagaimana taksonomi tanaman bawang putih (Allium sativum)?
5.    Bagaiman menurut peneliti modern tentang bawang putih (Allium sativum)?
6.    Apa manfaat dan fungsi lain dari bawang putih (Allium sativum)?
1.3  Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah:
1.    Mengetahui dan mengerti isi tafsir surat Al-Baqoroh ayat 61.
2.    Mengetahui dan mengerti deskripsi dari tanaman bawang putih (Allium sativum).
3.    Mengetahui dan mengerti nama lokal dari bawang putih (Allium sativum).
4.    Mengetahui dan mengerti taksonomi tanaman bawang putih (Allium sativum).
5.    Mengetahui pandangan peneliti modern tentang bawang putih (Allium sativum).
6.    Mengerti dan mengetahui manfaat dan fungsi lain dari bawang putih (Allium sativum).



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tafsir Al-Qur’an
Dalam Firman Allah Surat Al-Baqoroh ayat 61 (Shihab,2002):
øŒÎ)ur óOçFù=è% 4ÓyqßJ»tƒ `s9 uŽÉ9óÁ¯R 4n?tã 5Q$yèsÛ 7Ïnºur äí÷Š$$sù $oYs9 š­/u ól̍øƒä $uZs9 $®ÿÊE àMÎ6.^è? ÞÚöF{$# .`ÏB $ygÎ=ø)t/ $ygͬ!$¨VÏ%ur $ygÏBqèùur $pkŝytãur $ygÎ=|Át/ur ( tA$s% šcqä9Ïö7tGó¡n@r& Ï%©!$# uqèd 4oT÷Šr& Ï%©!$$Î/ uqèd îŽöyz 4 (#qäÜÎ7÷d$# #\óÁÏB ¨bÎ*sù Nà6s9 $¨B óOçFø9r'y 3 ôMt/ÎŽàÑur ÞOÎgøŠn=tæ ä'©!Éj9$# èpuZx6ó¡yJø9$#ur râä!$t/ur 5=ŸÒtóÎ/ šÆÏiB «!$# 3 y7Ï9ºsŒ óOßg¯Rr'Î/ (#qçR%x. šcrãàÿõ3tƒ ÏM»tƒ$t«Î/ «!$# šcqè=çGø)tƒur z`¿ÍhŠÎ;¨Y9$# ÎŽötóÎ/ Èd,yÛø9$# 3 y7Ï9ºsŒ $oÿÏ3 (#q|Átã (#qçR$Ÿ2¨r šcrßtF÷ètƒ ÇÏÊÈ  
Artinya:
            Dan (ingatlah) seketika kamu berkata : Wahai Musa, tidakiah kami akan tahan atas makanan hanya semacam. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhan engkau, supaya dikeluarkan untuk kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, dari sayur-sayurannya, dan mentimunnya, dan bawang putihnya, dan kacangnya dan bawang-merahnya. Berkata dia : Adakah hendak kamu tukar yang amat hina dengan yang amat baik ? Pergilah ke satu kota besar, maka sesungguh­nYa di sana akan dapatlah apa yang kamu minta itu ! Dan dipukulkanlah atas mereka kehinaaan dan kerendahan, dan sudah layaklah mereka ­ditimpa kemurkaan dari Allah. Yang demikian itu ialah karena mereka kufur kepada perintah- perintah Allah dan mereka bunuh Nabi-nabi dengan tidak patut. Yang demikian itu ialah karena mereka telah durhaka dan mereka telah melewati batas.
øŒÎ)ur óOçFù=è% 4ÓyqßJ»tƒ `s9 uŽÉ9óÁ¯R 4n?tã 5Q$yèsÛ 7Ïnºur
Dan (ingatlah ) seketika kamu berkata : Wahai Musa, tidaklah kami akan tahan atas makanan hanya semacam". (pangkal ayat 61).

        Menurut Shihab (2002)
Ini juga menunjukkan kekecilan jiwa dan kemanjaan. Mereka telah diberi jaminan makanan yang baik, manna dan salwa. Manna yang semanis madu dan daging burung, salwa yang empuk lezat. Dengan demikian mereka tidak usah menyusahkan lagi makanan lain pada tanah kering dan tidak subur dan tidak dapat ditanami itu. Tetapi mereka tidak tahan. Masih mereka lupa dari sebab apa mereka dipindahkan dari Mesir. Manakah perjuangan menuju tempat bahagia yang tidakditebus dengan kesusahan ? Lalu mereka mengeluh
äí÷Š$$sù $oYs9 š­/u ól̍øƒä $uZs9 $®ÿÊE àMÎ6.^è? ÞÚöF{$#
Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhan engkau, supaya dikeluarkan untuk kami dari apa yang ditumbuhkan bumi”.
Menurut Shihab (2002) Kami telah terlalu ingin perubahan makanan, jangan dari manna ke manna, dari salwa ke salwa saja. Kami ingin
.`ÏB $ygÎ=ø)t/ $ygͬ!$¨VÏ%ur $ygÏBqèùur $pkŝytãur$ygÎ=|Át/ur

" Dari sayur-mayurnya, dan mentimunnya dan bawang­putihnya dan kacangnya dan bawang- merahnya"
Menurut Shihab (2002) Mendengar permintaan yang menunjukkan jiwa kecil dan kerdil itu, Nabi Musa a.s. menjawab :
 tA$s% šcqä9Ïö7tGó¡n@r& Ï%©!$# uqèd 4oT÷Šr& Ï%©!$$Î/ uqèd îŽöyz

" Berkata dia : Adalah hendak kamu tukar dengan yang amat hina barang yang amat baik ?"
Menurut Shihab (2002) Mengapa Nabi Musa a.s. menyambut demikian ? Memang, mereka meminta sayur-sayur yang demikian, ialah karena mereka teringat akan makanan mereka tatkala masih tinggal di Mesir; ada mentimun, ada bawang merah, ada kacang, ada bawang putih. Tetapi dalam suasana apakah mereka di waktu itu ? Ialah suasana perbudakan dan kehinaan. Sekarang mereka berpindah meninggalkan negeri itu, karena Allah hendak membebaskan mereka, tetapi karena tujuan terakhir belum tercapai, yaitu merebut tanah yang dijanjikan dengan keperkasaan, karena pengecut mereka juga, ditahanlah mereka di padang Tih 40 tahun. Makanan dijamin, "Ransum"disediakan. Itupun bukan ransum sembarang ransum.
Menurut Shihab (2002) Nabi Musa a. s. mengatakan tegas, bahwa makanan yang mereka minta itu adalah makanan hina, makanan jaman perbudakan. Dan makanan yang mereka tidak tahan lagi itu adalah makanan jaman pembebasan. Makanan karena cita ­cita. Untuk misal yang dekat kepada kita, adalah keluhan orang tua­ tua yang biasa hidup senang dijaman penjajah Belanda dahulu, mengeluh karena kesukaran di jaman perjuangan Kemerdekaan. Mereka selalu teringat jaman itu yang mereka namai jaman normal. Dengan uang satu rupiah jaman itu sudah dapat beli baju dan lebihnya dapat dibawa pulang untuk belanja makan minum. Tetapi sekarang setelah merdeka hidup jadi susah. Sampai ada yang berkata :
 "Bila akan berhenti merdeka ini ! - "Lalu Musa a. s. berkata:  
(#qäÜÎ7÷d$# #\óÁÏB ¨bÎ*sù Nà6s9 $¨B óOçFø9r'y

" Pergilah ke kota besar. Maka sesungguhnya di sana akan kamu dapatkart apa yang kamu minta itu. "
Menurut Shihab (2002) Inilah satu teguran yang keras, kalau mereka sudi memahamkan. Pergilah ke salah satu kota besar, apa artinya ? Ialah keluar dari kelompok dan menyediakan diri jadi budak kembali. Atau melepaskan cita-cita. Laksana pengalaman kita bangsa Indonesia di jaman perjuangan bersenjata dahulu yang makanan tidak cukup, kediaman di hutan. Mana yang kita tidak tahan menderita, silahkan masuk kota. Di kota ada mentega dan ada roti, coklat dan kopi susu. Tetapi artinya ialah meninggalkan perjuangan, menghentikan sejarah diri sendiri dalam membina perjuangan.
Menurut Shihab (2002) Kalimat Ihbithu mishran yang berarti pergilah ke kota besar, kalau menurut qira'at (bacaan) al-Hasan dan Aban bin Taghlib dan Thalhah bin Mushrif ialah Ihbithu mishra dengan tidak memakai tanwin (baris dua). Menurut qira'at ini artinya ialah : "Pergilah kamu pulang kembali ke Mesir, di sana akan kamu dapati apa yang kamu minta itu ! "Dengan demikian maka perkataan Nabi Musa a.s. menjadi lebih keras lagi. Segala yang kamu minta itu hanya ada di Mesir. Kalau kamu ingin juga, pulanglah ke sana kembali menjadi orang yang hina, diperbudak kembali.

Akhirnya bersabdalah Tuhan tentang keadaan jiwa mereka :
ôMt/ÎŽàÑur ÞOÎgøŠn=tæ ä'©!Éj9$# èpuZx6ó¡yJø9$#ur râä!$t/ur 5=ŸÒtóÎ/ šÆÏiB «!$#

" Dan dipukulkanlah atas mereka kehinaan dan kerendahan, dan sudah layaklah mereka ditimpa kemurkaan dari Allah. "
Menurut Shihab (2002) Kehinaan ialah hina akhlak dan hina jiwa, tidak ada cita-cita tinggi. Jatuh harga diri, padam kehormatan diri, jatuh moral. Itulah yang dikenal dengan jiwa budak (slavengeest). Apabila diri sudah hina, niscaya rendahlah martabat, menjadi miskin. Mata kuyu kehilangan sinar. Ukuran cita-cita hanya sehingga asal perut akan berisi saja, payah dibawa naik. Atau malas berjuang karena ingin makanan yang enak-enak saja. Dengan demikian tentu tidak lain yang akan mereka terima hanyalah kemurkaan Allah. Lalu disebutnya sebabnya yang utama:
øy7Ï9ºsŒ óOßg¯Rr'Î/ (#qçR%x. šcrãàÿõ3tƒ ÏM»tƒ$t«Î/ «!$# šcqè=çGø)tƒur z`¿ÍhŠÎ;¨Y9$# ÎŽötóÎ/ Èd,yÛø9$#
"Yang demikian itu, ialah karena mereka kufur kepada perintah perintah Allah, dan mereka bunuh Nabi-nabi dengan tidak patut."
Menurut Shihab (2002) Sedangkan membunuh sesama manusia biasa lagi tidak patut, apalagi kalau sudah berani mengangkat senjata membunuh Nabi-nabi yang menunjuki mereka jalan yang benar. Menurut riwayat selama riwayat Bani Israil, tidak kurang dari 70 Nabi yang telah mereka bunuh. Itulah akibat dari jiwa yang telah jahat, karena meninggalkan iman.
y7Ï9ºsŒ $oÿÏ3 (#q|Átã (#qçR$Ÿ2¨r šcrßtF÷ètƒ
"Yang demikian itu ialah karena mereka telah durhaka dan adalah mereka melewati batas. "( ujung ayat 61).
Menurut Shihab (2002) Tersebab jiwa yang telah hina dan rendah, kerdil dan miskin, yang berpangkal daripada kufur kepada kebenaran, segala pekerjaan yang keji dan hina, membunuh Nabi, menipu dan ingkar akan seruan kebenaran berturutlah terjadi. Maka penuhlah riwayat Bani Israil dengan itu, yang anak-cucu mereka tidak akan dapat memungkiri kejadian itu. Sebab telah menggenang di dalam mata sejarah. Durhaka dan melewati batas. Durhaka menjadi maksiat; dosapun banyak diperbuat. Melewati batas, melanggar hukum. Sehingga peraturan­ peraturan dalam Taurat Nabi Musa a.s. tidak berjalan lagi, meskipun disebut-sebut juga dengan mulut.
Menurut Shihab (2002) Ketika orang-orang Bani Israel tersesat di padang pasir Sinai, mereka berkata kepada Nabi Musa bahwa mereka tidak tahan terhadap satu makanan saja sedang yang ada hanya "al manna" dan "as salwa" saja. Mereka berkata demikian disebabkan keingkaran mereka terhadap Nabi Musa dan kebanggaan dengan penghidupan mereka dahulu.
Menurut Shihab (2002) Kaum Bani Israel itu kemudian meminta kepada Musa a.s. agar berdoa kepada Tuhan semoga Dia mengeluarkan sayur-sayuran yang ditumbuhkan bumi sebagai ganti dari "manna" dan "salwa". Mereka tidak mau berdoa sendiri tetapi mengharapkan Musa sebagai perantara kepada Tuhan karena mereka memandang Musa orang yang dekat kepada Tuhan dan lagi dia seorang Nabi yang dapat bermunajat dengan Allah swt. Sayur-mayur dan lain-lain yang mereka minta itu banyak terdapat di kota-kota, tapi tidak terdapat di padang pasir. Permintaan itu bukanlah sukar dicari. Mereka memperolehnya asal saja mereka pergi ke kota karena itu nabi Musa tidak perlu berdoa kepada Allah. Nabi Musa menolak permintaan itu dengan penuh kekecewaan dan kejengkelan dengan mencela sikap mereka karena mereka meminta ganti "al manna" dan "as salwa" makanan yang sebenarnya mengandung nilai gizi yang tinggi dan sangat diperlukan oleh tubuh, dengan sayur-mayur yang lebih rendah gizinya.
Menurut Shihab (2002) Kemudian Nabi Musa menyuruh mereka keluar dari gurun Sinai (tempat mereka tersebut) dan pergi menuju kota, di situlah mereka akan mendapatkan yang mereka inginkan sebab gurun Sinai tempat mereka tinggal sampai batas waktu yang telah ditentukan Allah itu, tidak dapat menumbuhkan sayur sayuran. Mereka tinggal di gurun Sinai itu, disebabkan mereka lemah dan tidak tabah untuk mengalahkan penduduk negara yang dijanjikan bagi mereka. Maka sebenarnya mereka sendirilah yang menetapkan dirinya memakan makanan semacam itu. Mereka akan dapat lepas dari hal yang tidak mereka sukai, bilamana mereka memiliki keberanian memerangi orang-orang yang di sekitar mereka yang menjadi penduduk bumi yang dijanjikan Allah dan menjamin memberi pertolongan kepada mereka. Oleh sebab ini hendaknya mereka mencari jalan mendapatkan kemenangan dan keuntungan mereka.
Menurut Shihab (2002) Setelah Allah menceritakan penolakan Musa terhadap permintaan mereka dan sebelumnya telah membentangkan pula nikmat-nikmat yang dikaruniakan kepada mereka, dalam ayat ini Allah mengemukakan beberapa kejahatan keturunan Bani Israel yang datang kemudian yaitu: ingkar kepada ayat-ayat Allah, membunuh nabi-nabi dan pelanggaran mereka terhadap hukum Allah. Oleh sebab kejahatan-kejahatan itu, Allah menimpakan kepada mereka kehinadinaan, kemiskinan dan murka Ilahi.
Menurut Shihab (2002) Sudah semestinya mereka menerima murka Ilahi, menanggung bencana dan siksa di dunia dan azab yang pedih di akhirat. Demikian pula mereka mendapatkan kehinaan, kemiskinan karena mereka selalu menolak ayat-ayat Allah yang telah diberikan kepada Nabi Musa berupa mukjizat yang terang yang mereka saksikan sendiri. Kedurhakaan dan penolakan mereka terhadap Nabi Musa adalah suatu bukti bahwa ayat-ayat Allah tidak berbekas pada jiwa mereka. Mereka tetap mengingkarinya
Menurut Shihab (200) Mereka membunuh Nabi Asy'iya, Nabi Zakaria, Nabi Yahya dan nabi yang lain dari golongan mereka, tanpa alasan yang benar. Memang sesungguhnya; orang yang berbuat kesalahan kadang-kadang meyakini bahwa yang diperbuatnya itu adalah benar. Perbuatan mereka yang demikian itu bukanlah karena salah dalam memahami:, atau menafsirkan hukum tetapi memang dengan sengaja menyalahi hukum hukum Allah yang telah disyariatkan di dalam agama mereka. Kekafiran mereka terhadap ayat-ayat Allah dan kelancangan mereka membunuh para nabi, disebabkan mereka banyak melampaui batas ketentuan ketentuan agama mereka. Seharusnya agama mempunyai pengaruh yang hebat pada jiwa manusia, sehingga penganutnya takut menyalahi perintah-Nya. Apabila seseorang melampaui peraturan-peraturan atau batas-batas agamanya berarti pengaruh agama pada jiwanya sudah lemah. Semakin sering dia melanggar batas hukum agama itu semakin lemah pulalah pengaruh agama pada jiwanya. Sampai pada akhirnya pelanggaran-pelanggaran ketentuan-ketentuan agama itu menjadi kebiasaannya, seolah-olah ia lupa akan adanya batas-batas agama dan peraturan-peraturannya. Akhirnya lenyaplah pengaruh agama dalam hatinya.
2.2 Deskripsi Bawang Putih
Bawang putih (Allium sativum) termasuk genus afflum atau di Indonesia lazim disebut bawang putih. Bawang putih termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun dan berdiri tegak sampai setinggi 30 -75 em, mempunyai batang semu yang terbentuk dari pelepah-pelepah daun. Helaian daunnya mirip pita, berbentuk pipih dan memanjang. Akar bawang putih terdiri dari serabut-serabut kecil yang bejumlah banyak. Dan setiap umbi bawang putih terdiri dari sejumlah anak bawang (siung) yang setiap siungnya terbungkus kulit tipis berwarna putih. Bawang putih yang semula merupakan tumbuhan daerah dataran tinggi, sekarang di Indonesia, jenis tertentu dibudidayakan di dataran rendah. Bawang putih berkembang baik pada ketinggian tanah berkisar 200-250 meter di atas permukaan laut (Ipteknet,2005).
A.    Syarat tumbuh
Syarat tumbuh dari tanaman bwang putih adalah sebagai berikut (Ipteknet,2005):
a. Iklim
Ketinggian tempat 600 m - 1.200 m di atas permukaan laut. Curah hujan tahunan 800 mm - 2.000 mm/tahun. Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) 5 bulan - 7 bulan. Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan) 4 bulan - 6 bulan. Suhu udara 150 C - 200 C. Kelembapan tinggi. Penyinaran sedang.
b. Tanah
Jenis gromosol (ultisol). Tekstur  lempung berpasir (gembur).  Drainase baik. Kedalaman air tanah 50 cm - 150 cm dari permukaan tanah. Kedalaman perakaran di atas 15 cm dari permukaan tanah.  Kemasaman (pH) 6 - 6,8. Kesuburan tinggi.
B.    Pedoman bertanam
Pedoman bertanam pada tanaman bawang putih adalah sebagi berikut (Ipteknet,2005):
a. Pegolahan Tanah  
Buatkan selokan atau parit dengan lebar 30 cm - 40 cm, dalam 30 cm - 60 cm. Tanah galian digunakan untuk bedengan selebar 60 cm - 100 cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan, lalu dicangkul sedalam 15 cm - 30 cm. Setelah 10 hari - 15 hari dicangkul kembali hingga membentuk gumpalan halus, kemudian diberi pupuk kandang 10 ton - 15 ton/hektar. Sehari sebelum tanam, bedengan dibasahi.
b. Persiapan Bibit
Bibit berasal dari tanaman cukup tua (85 hari - 135 hari), sehat dan tidak cacat. Bibit disimpan dalam ruangan kering sekitar 5 bulan - 8 bulan digantung pada para-para. Siang untuk bibit berasal dari umbi yang beratnya 5 g - 7,5 g/umbi.
c. Penanaman
Buatkan lubang tanam sedalam 3 cm - 4 cm dengan tugal. Tancapkan bibit dengan posisi tegak lurus, ujung siung di atas dan ¾ bagian siung tertanam dalam tanah. Taburkan tanah halus dan tutup merata dengan jerami setelah 3 cm. Jarak tanam 10 cm x 10 cm atau 15 cm x 10 cm.
2.3 Nama Lokal Bawang Putih
Garlic (Inggris), Bawang Putih (Indonesia), Bawang (Jawa); Bawang Bodas (Sunda), Bawang handak (Lampung); Kasuna (Bali), Lasuna pute (Bugis), Bhabang pote (Madura); Bawa bodudo (Ternate), Kalfeo foleu (Timor) (Ipteknet,2005).
2.4 Taksonomi Bawang Putih

Kingdom
 Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom
 Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi
 Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi
 Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas
 Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
                     Sub Kelas
 Liliidae
                         Ordo
 Liliales
                             Famili
 Liliaceae (suku bawang-bawangan)
                                 Genus
 Allium
                                     Spesies
 Allium sativum L.
                                                                                     (Plantamor,2008).                                                                                                                                                                                                                   
2.5 Mukjizat Bawang Putih
Bawang putih memiliki keistimewaan aroma yang sangat menyengat, sehingga banyak orang tidak mengkonsumsinya, padahal umbi ini mengandung khasiat kesehatan. Oleh karena itu, nama bawang putih dalam bahasa latin Allium sativum yang memiliki arti seledri beraroma menyengat. Untuk menghilangkan aroma bawang putih bisa dengan mengkonsumsi apel atau mengunyah daun mentol hijau atau perasan cengkeh. Sekedar untuk diketahui memasak bawang putih merusak khasiat pengobatannya (Al-jauziyah,2004).
Dalam bahasa arab fushah (baku atau resmi),bawang putih disebut “fuum”. Dalam Al-Qur’an disebutkan dalam Firman Allah (Mahmud,2007):
“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata, “Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada tuhanmu, agar dia mengeluarkan bagi kami apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu: sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya dan bawang merahnya”. Musa berkata, “Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik?” (QS Al-Baqarah (2): 61)
Dalam kitab Taurat, bawang putih disebut tsuum, dan menyebutkan bahwa bawang putih berasal dari tanah Mesir. Bawang putih memperoleh penghormatan dan menjadi nama yang di banggakan, karena kedudukannya dan keistimewaannya. Bangsa Firaun telah menggunakan bawang putih sejak 5000 tahun yang lalu. Mereka menyucikannya dan menjadikannya sebagai persembahan untuk mendekatkan diri kepada dewa (tuhan) mereka (Mahmud,2007).
Kata bawang putih dalam lipatan kertas papyrus (lembaran yang terbuat dari pohon papyrus di Mesir) disebutkan banyak sifat-sifat medis, ada sekitar 811 sifat medis pada setiap bagian tubuh manusia. Di dekat “Thibah” telah ditemukan sebuah kemasan bawang putih. Juga ditemukan, di kuburan perkebunan Abu Al-Naja, lipatan pelepah kurma. Selain itu, juga ditemukan ukiran-ukiran yang tertimbun di piramid, Giza, yang dibangun sejak 4500 tahun yang lalu. Di mana dsebutkan bahwa inti kandungan bawang putih dibagikan kepada para buruh untuk dimakan sebelum mereka memulai pekerjaan pembangunan, sehingga para buruh kuat fisiknya dan kebal dari penyakit (Mahmud,2007).
Bangsa Firaun menyucikn bawang putih. Sebagaipenghormatan atasnya, mereka juga mengharamkan mengunyah dan menelan semua biji bawang putih, sebagaimana juga dilakukan oleh bangsa Yunani. Mereka mempersembshkan bawang putihsebagai pengorbanan dan mendekatkan diri kepada dewa (tuhan) mereka, dengan tujuan untuk mengusir arwah-arwah jahat. Mereka juga menjadikannya sebagai hadiah pada saat diadakan suatu pertandingan (Mahmud,2007).
Bangsa Arab mengenal bawang putih sejak dahulu kala. Mereka sejak lama telah mengklasifikasikannya corak medis bawang putih. Sebagaimana yang dikutip dari perkataan Ibnu Sina dalam bukunya “Al-Qanun Fi At-Thibb” bahwa: “Bawang putih bersifat mempelancar dan menghilangkan penyakit penggelembungan perut, mengobati batuk, berguna untuk mengeluarkan dahak lendir, menghilangkan batuk, menguatkan tubuh menambah kejernihan pandangan mata, mengaktifkan peredaran darah,mengeluarakan angin, memperindah suara, membersihkan usus, menambah kekuatan daya ingatan dan kecerdasan, mengobati penyakit pelupa, pembangkit dan penguat nafsu seks, mengobati batuk kronis (bertahun-tahun), sakit dada karena kedinginan. Memasak daun bawang putih dapat mempelancar kencing dan darah kotor (haid). Meminim ubuknya dengan madu mampu mengeluarkan dahak lendir dan meredam rasa sakit pada posisi-posisi tertentu, seperti penyakit rematik” (Mahmud,2007).
Lain halnya Ibnu Al-Baethari, ia mengomentari tentang khasiat dan manfaat bawang putih, yaitu: “Menggerakkan udara kotor dari perut, dan panas pada dada, d kepala dan di mata, dan membasmi ulat dan cacing larva” (Mahmud,2007).
Kaum Salabiyah Prancis membawa bawang putih ke negaranya pada saat dan setengah perang Salib. Kemudian mereka mendengarkannya ke negara-negara Eropa lainnya. Sehingga bawang putih menyebar luas ke seluruh dunia. Bersamaan dengan itu, bawang sangat diakui khasiatnya, sehingga di setiap rumah, bawang putih menjadi bahan rempah-rempah dan bumbu yang paling penting (Mahmud,2007).
Berdasarkan penelitian dan analisis menjelaskan bahwa kandungan bawang putih terdiri dari 25% minyak uap komposisi asam garam belerang, 49% protein, 2% minyak (lemak), juga mengandung sebagian garam dan arang nabati, vitamin A, dan gabungan  vitamin B,C, dan E, mengandung mineral, seperti asam garam belerang, fosfat, magnesium, kambium, yodium, besi, potasium, sodium, mangan, dan zinc. Selain itu, juga mengandung protida, fosfat, oksida “al-alil”, dan antibiotik. Asam garam belerang pada bawang putih dipandang sebagai unsur penawar yang menajubkan (Mahmud,2007).
2.6 Peneliti modern
Penelitian modern di Universitas Harvard, Amerika, para ilmuan di sana, menemukan bahwa tumor yang bersifat kanker tidak dapat tumbuh dalam tubuh, kecuali jika terdapat zat (bahan) yang disebut dengan cyclic guaanisine mono phosphate. Mereka juga menemukan bahwa resume sebagian tumbuhan mencegah pembentukan zat ini pada tabung percobaan. Jenis-jenis tumbuhan yang dimaksud antara lain; bawang merah, mentimun Mesir (qutsaa’), dan kembang kol (cauliflower atau brokoly). Namun, mereka juga menemukan bahwa kandungan bawang putih lebih banyak, dalam penghambatan terbentuknya zat tersebut. Penelitian juga membuktikan bahwa bangsa yang menggunakan atau mengonsumsi bawang putih setiap hari dinyatakan lebih sedikit menderita kanker usus. Demikian juga, angka kematian yang disebabkan oleh kanker usus relatif jauh lebih rendah dari pada negara-negara yang tidak menggunakan bawang putih sama sekali. Dengan persentase kematian; mencapai 0,5% kasus saja dari setiap 100 ribu jiwa dari 40 kasus per 100 ribu orang (Mahmud,2007).
Inti bawang putih digunakan untuk mencegah penyakit tipes (typhus), difteri (penyakit tenggorokan), dan batuk keras (rejan). Juga untuk mengobati rasa sakit pada dada dan radang paru-paru (TBC), dan meringankan kambuhnya penyakit batuk keras. Selain itu, sari bawang putih berguna untuk mengobati penyakit kulit (Mahmud,2007).
Riset University of Alabama di kampus Birmingham muncul di Kertas Kerja Akademi Sains Nasional (NAS). Para peneliti telah berhasil mengungkap misteri penyebab makan bawang putih bisa membantu menjaga kesehatan jantung. Kuncinya adalah allicin, yang diuraikan menjadi senyawa sulfat sangat berbau yang mencemarkan bau nafas. Senyawa ini bereaksi dengan darah merah dan menghasilkan sulfida hidrogen yang merenggangkan saluran darah, dan membuat darah mudah mengalir (Savitri,2008).
Kandungan kimia dari umbi bawang putih per 100 gram mengandung protein sebesar 4,5 gram, lemak 0,20 gram, hidrat arang 23, 1 0 gram, vitamin B 1 0,22 miligram, vitamin C 1 5 miligram, kalori 95 kalori, posfor 134 miligram,  kalsium 42 miligrain, besi 1 miligram dan air 71 gram. Di samping itu dari beberapa penelitian umbi bawang putih mengandung zat aktif awcin, awn, enzim amilase, germanium, sativine, sinistrine, selenium, scordinin, nicotinic acid (Ipteknet,2008).
Namun, para pakar Inggris memperingatkan mengkonsumsi suplemen bawang putih bisa menimbulkan dampak samping. Sulfida hidrogen menghasilkan bau telur busuk dan dipergunakan untuk memproduksi bom bau (stink bomb). Namun, pada kadar rendah, senyawa itu memainkan peran vital dalam membantu sel-sel saling berkomunikasi dengan sesamanya. Dan, pada pembuluh darah, senyawa itu merangsang sel yang membentuk lapisan mengendur dan menyebabkan pembuluh melebar. Dan, ini pada gilirannya mengurangi tekanan darah, memungkinkan darah mengangkut lebih banyak oksigen ke organ tubuh esensial, dan mengurangi tekanan pada jantung. Tim peneliti Alabama mencelupkan pembuluh darah tikus pada larutan yang mengadung ekstrak dari bawang putih yang diremukkan (Savitri,2008).
Ini menghasilkan hasil yang mencolok  dengan ketegangan di dalam pembuluh berkurang sebesar 72%. Para peneliti juga mendapati bahwa sel darah merah yang terkena sedikit sekali sari bawang putih yang dijual di toserba segera menghasilkan sulfida hidrogen (Savitri,2008).
Percobaan lanjutan memperlihatkan bahwa reaksi kimia berlangsung utamanya pada permukaan sel darah merah. Tim peneliti menunjukkan indikasi bahwa produksi sulfida hidrogen dalam sel darah merah mungkin bisa digunakan untuk menetapkan standard kadar bawang putih yang ditambahkan ke makanan. Peneliti kepala Dr David Kraus mengatakan: “Hasil penelitian kami memperlihatkan bawang putih dalam makanan itu sangat bagus.” “Tentu saja di kawasan tempat konsumsi bawah putih tinggi, seperti laut Tengah dan Timur Jauh, tingkat terjadinya penyakit kardiovaskuler rendah” (Savitri,2008).
Judy O’Sullivan, ahli rawat jantung pada Yayasan Jantung Inggris (BHF), mengatakan: “Penelitian menarik ini mengindikasikan bawang putih mungkin bermanfaat bagi kesehatan jantung.” “Namun, tetap saja belum ada bukti yang cukup untuk mendukung gagasan untuk memakan bawang putih sebagai obat untuk mengurangi risiko mengalami penyakit jantung,” tambahnya O’Sullivan. “Memasukkan bawang putih sebagai bagian dari variasi makanan adalah pilihan pribadi,” ujarnya. “Perlu dicamkan bahwa suplemen [bawang putih] dalam kadar tinggi mungkin berinteraksi dengan obat pengencer darah dan mungkin memperbesar risiko pendarahan,” (Savitri,2008).
Dosis yang disarankan untuk konsumsi bawang putih adalah 4-5 gram bawang putih segar/hari (kira-kira 1-2 siung). Kalau terlalu banyak, selain menimbulkan bau tidak sedap pada nafas dan kulit, kadang menimbulkan alergi, gangguan pencernaan (muntah, diare, iritasi, produksi gas berlebihan), asma bronkial, dermatitis, mengurangi kadar protein dan kalsium dalam darah, juga mengurangi produksi sperma (Savitri,2008).
Terlalu banyak bawang putih meningkatkan resiko perdarahan karena kemampuannya dalam mencegah pembekuan darah. Karena itu pada penderita yang hendak atau baru saja menjalani pembedahan, konsumsi bawang putih sebaiknya dibatasi (Savitri,2008).
Bawang putih juga meningkatkan kerja enzim-enzim dalam hati untuk membuang racun dari dalam tubuh. Pada orang sehat kemampuan ini sangat bermanfaat, tetapi hati-hatilah, dia juga bisa membuang obat-obat yang Anda telan dan obat-obat kemoterapi . Pengobatan Anda menjadi sia-sia, bukan? Karena itu, kalau Anda ingin menambah konsumsi bawang putih atau menggunakan produk suplemennya, konsultasilah dulu dengan dokter (Savitri,2008).
2.7 Manfaat dan fungsi lain bawang putih
Manfaat dan fungsi lain dari bawang putih adalah sebagai berikut (Mahmud,2007):
1.      Perangsang usus.
2.      Pembersih usus.
3.      Menghentikan diare yang bersifat mikroba (kuman).
4.      Digunakan untuk keperluan yang berkaitan dengan anus dan dubur (anal), seperti menghentikan disentri.
5.      Berguna untuk urat saraf.
6.      Membasmi pembusukan (kerusakan) pada perut.
7.      Bawang putih yang dicampur dengan susu rayeb (yogurt), dapat bermanfaat untuk membasmi batu ginjal dan meringankan mules pada ginjal.
8.      Mengurangi kadar lemak dan kolestrol pada darah, menekan tekanan darah, mengaktifkan detakan hati, merangsang perputaran darah, dan mengobati pembekuan pembulah darah.
9.      Bawang putih yang dicampur dengan parsly (sejenis seledri), minyak zaitun dan jus jeruk nipis, kemudian diminum sebelum sarapan pagi, dapat membasmi batu ginjal.
10.   Bawang putih berkumpul dengan asam polic, saluran kencing, dan mengobati penyakit encok.
11.   Membasmi radang persendian dan mengobati lemahnya alat-alat pencernaan.
12.   Mengobati bawasir (ambeien) dan pembukaan pembuluh darah.
13.   Mengobati kekurangan cairan.
14.   Membasmi berbagai jenis cacing, seperti cacing entrobius vermicularis dan amuba (organisme bersel satu yang sangat kecil).
15.   Digunakan untuk pengobatan dan meredam penyakit telinga.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa tanaman bawang putih (Allium sativum) merupakan tanaman yang sudah ada sejak para nabi yang dijelaskan pada surat A-Baqoroh ayat 61 dan bawang putih (Allium sativum)  merupakam tanaman yang berbau tidak enak tetapi tanaman ini jaga  banyak manfaat dan fungsinya tidak hanya untuk bahan penyedap masakkan.
Manfaat dan fungsi lainnya yaitu bawang putih (Allium sativum) juga tanaman yang bermanfaat untuk obat-obatn dari zaman nabi hingga sekarang, tetapi mengkonsumsi bawang putih tidak boleh berlebihan karena kalau terlalu banyak, selain menimbulkan bau tidak sedap pada nafas dan kulit, kadang menimbulkan alergi, gangguan pencernaan (muntah, diare, iritasi, produksi gas berlebihan), asma bronkial, dermatitis, mengurangi kadar protein dan kalsium dalam darah, juga mengurangi produksi sperma.
3.2 Saran
Semoga makalah ini bisa memenuhi tugas yang telah ditugaskan dan semoga isi dari makalah ini bisa mermanfaat. Dan Apabila ada tulisan yang tidak sesuai mohon di benarkan.




DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2008 .Bawang putih. www.ipteknet.com
Cakmus, 2008 .Dunia Tumbuhan. www.Plantamor.com
Al-jauziyah, Ibnu Qayyim. 2004. Metode Pengobatan Nabi.Terj. Abu umar Basyier Al-    Mandani. Jakarta:Griya Ilmu
Ardiansyah. 2008. Bawang putih untuk kesehatan. www.beritaiptek.com
Mahmud, Mahir Hasan. 2007. MukjizatKedokteran Nabi.jakarta: Qultum Media
Savitri, Evika Sandi. 2008. Rahasia Tumbuhan Berkhasiat Obat Perspektif Islam.Malang: UIN – Prees
Shihab, Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah : Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran. Jakarta: Lentera Hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar